cara BORE UP FIZ R + FORCE 1
Bicara kelas-kelas dalam dunia dragbike alias balap karapan dipastikan
makin variatif. Utamanya yang mengaplikasi mesin 4 langkah sesuai
perkembangan jaman. Namun, jangan salah persepsi juga. Kategori 2 Tak
tetap menarik dicermati. Maklum, ini kelas lawas yang populer lebih
awal. Termasuk lebih efisien sehubungan setting mesin sehingga akrab di
telinga tuner. Salah satunya Bebek 2 Tak Tune Up s/d 115 cc. Disini
bertarung kudabesi macam Yamaha F1ZR, RG Sport dan lain-lain. “F1ZR
ini pernah menorehkan best-time fantastis hingga 7,8 detik untuk jarak
201 meter, “bangga Nto-Nto, juragan tim Cream Pie Racing Jogjakarta
mengandalkan dragster senior VP Mboted. Mencermati waktu tersebut
dipastikan sebanding dengan Sport 2 Tak Tune Up s/d 140 cc ataupun Sport
4 Tak Tune Up s/d 200 cc. Secara logika, postur tubuh Bebek 2 Tak yang
lebih kecil dan ringan sanggup melesat lebih cepat selama petarung dapat
start dengan baik.
“Exhaust atau lubang buang menjadi
perhatian awal. Saat ini dengan tinggi 23,8 mm, lebar 40 mm. Bentuknya
seperti trapesium, “beber mekanik Kusmiyanto, gaul disapa Ciplex yang
juga menaikkan lubang transfer 1,5 mm. Mengacu teori, semakin tinggi
exhaust akan semakin baik di top-speed namun semakin mengorbankan RPM
bawah. “Jadi rumusan tersebut tadi begitu mumpuni untuk jarak 201
meter, “timpal VP Mboted yang berasal dari Sleman, Jogjakarta dan
sebelumnya populer di balap liar seputar DIY-Jateng.
Cerita
berlanjut. Perubahan ruang bakar tersebut tadi membutuhkan suplai gas
aktif yang memadai. Ini mutlak hukumnya. “Melalui berbagai riset, lebih
efisien pada karbu TM 34 mm. Pernah menggunakan yang 36 namun melempem
di putaran bawah, “ungkap Ciplex yang mengadopsi spuyer 300 untuk
main-jet dan 80 bagi pilot-jet. Bagaimanapun juga, ketika jalur bahan
bakar dan udara sudah didesain dengan output volume yang lebih padat,
maka dibutuhkan tekanan yang lebih tinggi.
Volume ruang bakar
pada head-cylinder berada pada 12,8 cc, disamping itu blok silinder
dipapas 0,9 mm dan cop sebesar 6 mm. “Makin mantap, karbu tadi didukung
pula membran V Force III dan pengapian all-in milik YZ 125. Akselerasi
lebih responsif di berbagai tingkatan RPM mesin, “tambah Ciplex yang
menggeser timing pengapian 18 derajat sebelum TMA (Titik Mati Atas). | |
ogy
CUKUP ROMBAK RASIO I & II Setelah melalui berbagai
langkah ubahan tersebut diatas, selanjutnya ramuan perbandingan gigi
rasio menjadi atensi. Ini perangkat penting penyalur tenaga sebelum
menuju kinerja final-gear. Tentu saja, hal yang diharapkan menyangkut
semburan power dapat berlaku optimal, sekaligus lebih gampang
dijinakkan. So, dua konteks demikian memang tidak dapat dipisahkan.
Power maksimal dibarengi handling yang lebih bersahabat.
“Setelah melalu berbagai ujicoba, cukup rasio I dan II yang diubah,
“ujar Ciplex menerangkan secara garis besar, rasio I (14-28) dan II
(17-27) dibuat lebih berat dari bawaan standar pabrik. Sampai disini
jelas bertujuan untuk memudahkan joki saat momen start. Gejala liar
tidak hadir. Berdasar logika, lonjakan tenaga yang sangat drastis
dijamin tidak sesuai dengan rasio asli. Urusan final-gear diplot pada
13-35 untuk lintasan sepanjang 201 meter. ogy
SPEK KOREKAN :
MEMBRAN : V Force III, RASIO : 14-28 (I) dan 17-27 (II), PENGAPIAN :
Yamaha YZ 125, KNALPOT : Cream Pie Jogjakarta, FINAL GEAR : 13-35 (201
M)
No comments:
Post a Comment